Pemerintah
telah menetapkan kawasan Batam, Bintan dan Karimun (BBK) sebagai proyek
percontohan kawasan perdagangan dan pelabuhan khusus untuk special economic
zone (SEZ) atau dikenal dengan kawasan ekonomi khusus (KEK). Menurut Menperdag
periode 2004-2011 Mari E. Pangestu, KEK dibentuk sebagai embrio perbaikan iklim
investasi bagi investor asing, yang bertujuan meningkatkan minat berinvestasi,
meningkatkan kesempatan kerja, dan meningkatkan penerimaan pajak.Tidak ada
salahnya bila kita belajar dari negara yang telah berhasil, yaitu Tiongkok.
Sedangkan India dianggap kurang berhasil dalam membentuk KEK. Suzhou, salah
satu KEK Tiongkok mampu meraih ekspor lebih dari US$20 miliar per tahun.
Bandingkan dengan Batam dan Bintan, yang hanya menghasilkan ekspor US$4,86
miliar per tahun.
Pesatnya
perekonomian Tiongkok tidak terlepas dari perkembangan ekonomi Tiongkok di
wilayah selatan, terutama Provinsi Guangdong (d/h Kanton). Perkembangan
Guangdong berasal dari kemajuan tiga kota yang ditetapkan sebagai KEK di
provinsi ini, yaitu Shenzhen, Zhuhai dan Shantau sejak 1988.
Pesatnya
kemajuan Shenzhen ditandai dengan westernisasi, gedung pencakar langit yang
tinggi, mobil keluaran terakhir, penduduknya dengan telepon seluler
berseliweran, dan gaya berpakaian mengikuti tren terakhir. Pada 2001/2002
pertumbuhan ekonomi Tiongkok rata rata 7,3%, khusus Guangdong sudah mencapai
9,5%. Pendapatan per kapitanya mencapai US$2.003 per tahun, jauh di atas
pendapatan rata rata Tiongkok yang hanya US$789 per tahun. Tiongkok memulai
pembentukan KEK pada 1980. Setiap KEK mempunyai target kekhususan (specially)
berbeda dengan KEK lainnya. Shenzhen dengan luas 39.580 ha, khusus untuk
industri peranti lunak komputer, komponen mikroelektronik, video dan audio
tape, industri elektronika yang terintegrasi, dan industri tingkat tinggi untuk
energi.Shantau seluas 23.400 ha, khusus untuk industri ultrasonik; petrokimia,
mesin, makanan, farmasi, pengepakan dan percetakan, dan kerajinan tangan.
Hainan seluas 3.392.000 ha, khusus untuk industri karet; metalurgi, petrokimia,
otomotif; makanan yang diproses, kertas, tembakau, tekstil, alat bangunan,
mesin dan elektronik. Pudong seluas 55.600 ha, khusus untuk industri keuangan
perdagangan, manufaktur untuk elektronik, semi konduktor, dan biofarmasi.
Di
India KEK baru dimulai pada 2000. KEK di India mempunyai misi sebagai pendorong
pertumbuhan ekonomi, di samping meningkatkan industri manufaktur, meningkatkan
ekspor, dan penyerapan tenaga kerja. KEK ada di kota Kandla, Noida, Chennal,
Cochin, Falta, Surat, Jaiour, Visakhapatnam, Indore, dan Manikancham. Berbeda
dengan Tiongkok , KEK di India mempunyai target sangat luas (tidak spesifik)
dan mirip untuk tiap kawasan, yaitu meningkatkan industri manufaktur elektronik
yang akan dikonsumsi, peralatan telekomunikasi, komponen mobil, farmasi, bio
teknologi dan pendidikan.
Lalu, kebijakan apa yang dilakukan Tiongkok untuk
meningkatkan ekonomi terutama di KEK sehingga berhasil? Hal ini dapat
dijelaskan dengan membandingkan dengan apa yang dilakukan oleh India.
Pertama,
institusi di Tiongkok kuat. Pendelegasian yang tegas bagi provinsi dalam
mengatur kebijakan KEK dengan otonomi khusus. Gubernur dan pejabat yang
memimpin KEK bekerja sebagai mitra, misalnya perjanjian investasi, baik asing
maupun domestik. Sementara India, kebijakan KEK ditentukan oleh pemerintah
pusat, yaitu di bawah kementerian perdagangan, yang selanjutnya memilih
development commissioner (DC) untuk menjalankan kebijakan KEK.
Kedua,
kebijakan berfokus pada pengembangan kemandirian ekonomi di KEK, yaitu menarik
investasi yang diiringi dengan transfer teknologi. Sementara India hanya fokus
pada peningkatan ekspor. Kebijakan upah di Tiongkok adalah fleksibel dan
mengikuti harga pasar. Sedangkan India, upah buruh tidak mengikuti harga pasar.
Di Tiongkok segala macam kebijakan pemerintah relatif stabil, sementara di
India tidak stabil.
Ketiga, di
Tiongkok segala macam aturan dibuat langsung oleh gubernur provinsi, tanpa
birokrasi yang berbelit. Sedangkan India, peraturan dibuat oleh DC.
Keempat,
infrastruktur KEK di Tiongkok memadai, a.l. infrastruktur transportasi
mencukupi, dekat dengan pelabuhan udara dan laut, energi listrik memadai dengan
tarif yang murah. Sedangkan infrastruktur di India kurang memadai.
Kelima, kawasan
KEK di Tiongkok memberikan insentif menggiurkan bagi para investor yaitu
pengurangan corporate tax sebesar 15%.
Lalu bagaimana prospek KEK di Indonesia?
Pertama,
berdasarkan pengalaman Tiongkok, KEK membutuhkan institusi yang kuat. Bukti
empiris memperlihatkan, penyebab utama krisis di Indonesia adalah institusi
kita sangat lemah. Berdasarkan survei Merly Khouw (2004), terdapat faktor yang
mempengaruhi bisnis dalam perekonomian, institusi yang lemah ,
kurang efektifnya lembaga peradilan dan kepolisian, peraturan
investasi/perizinan yang rumit dan pajak yang tinggi, kejahatan tinggi dan
terorganisasi, dan tingginya korupsi (pemerintah maupun swasta).
Kedua, daya tarik investor di KEK harus dengan
kebijakan upah buruh yang fleksibel. Menurut World Bank (2005), penyebab
keengganan investor asing masuk ke Indonesia adalah upah buruh yang tidak
fleksibel dan biaya pemutusan hubungan kerja yang tinggi. Indeks tidak
fleksibelnya upah di Indonesia sangat tinggi dibandingkan negara Asia lainnya.
Indeks untuk Indonesia adalah 57, sementara Malaysia 3, Thailand 42, dan Korea
34. Sedangkan indeks biaya PHK juga tertinggi, yaitu 157, indeks untuk Malaysia
74, Thailand 47, dan Korea 90.
Ketiga, optimalisasi KEK dapat ditingkatkan dengan
kualitas tenaga kerja yang baik. Rendahnya kualitas tenaga kerja Indonesia
dapat dilihat dari komposisi ekspor produk manufaktur. Menurut World Bank
(2000), komposisi ekspor manufaktur berkomponen teknologi tinggi Indonesia
hanya 15%, sementara Thailand 50%, Malaysia 50%, Singapura 60%, Korea 40%, dan
Hong Kong 30%.
Keempat, menekan biaya investasi. Merujuk laporan
World Bank (2005), biaya investasi di Indonesia tergolong tinggi, tercermin
dari prosedur investasi yaitu 12 prosedur, waktu yang lama (151 hari), dan
biaya yang tinggi (126% per pendapatan perkapita). Sedangkan Malaysia hanya
sembilan prosedur, waktu 32 hari, dan tanpa biaya.
Dikutip dari
0 komentar:
Posting Komentar